Mengapa Thailand Selatan Sebagian Muslim? - Sejarah Islam di Thailand
![]() |
Keramaian Negara Thailand. |
Thailand, atau secara resmi dikenal sebagai Kerajaan Thailand, adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang terletak di Semenanjung Indochina.
Negara ini dikenal dengan mayoritas penduduknya yang menganut agama Buddha, menjadikannya negara dengan populasi penganut Buddha terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok.
Ajaran Buddha telah menjadi bagian penting dari identitas budaya Thailand. Namun, di tengah mayoritas penganut Buddha, terdapat wilayah di Thailand yang didominasi oleh pemeluk Islam, yaitu di wilayah Thailand Selatan.
Islam di Thailand Selatan: Jejak Sejarah yang Panjang
![]() |
Foto Sejarah Kesultanan (Sumber : YouTube) |
Wilayah Thailand Selatan, yang juga dikenal sebagai Siam Selatan atau Tambralinga, terletak di ujung paling selatan negara ini, tepat di Semenanjung Malaya atau Semenanjung Melayu bagian Panjan
Wilayah ini berbatasan dengan Tanah Genting Kra di utara yang memisahkannya dari Thailand Tengah, serta berbatasan langsung dengan Malaysia di selatan.
![]() |
Jumlah Penduduk Thailand. |
Thailand Selatan mencakup wilayah seluas sekitar 73.848 km² dengan berbagai karakteristik geografis seperti pegunungan dan hutan tropis di bagian barat serta pantai dan pulau-pulau indah di bagian timur.
Secara administratif, wilayah Thailand Selatan terbagi menjadi 14 provinsi: Chumphon, Nakhon Si Thammarat, Narathiwat, Pattani, Phatthalung, Songkhla, Surat Thani, Yala, Krabi, Phang Nga, Phuket, Ranong, Satun, dan Trang.
Wilayah ini dihuni oleh sekitar 9,4 juta penduduk, dengan mayoritas masyarakat yang menggunakan bahasa Thai Selatan atau Pak Thai, yang berbeda dari bahasa Thai Tengah.
Penyebaran Islam di Thailand
![]() |
Foto Satelit Thailand. |
Meskipun Thailand dikenal sebagai negara mayoritas Buddha, Islam merupakan agama minoritas terbesar, dengan sekitar 5,36% dari total populasi.
Agama Islam di Thailand terutama dianut oleh penduduk di provinsi-provinsi selatan seperti Pattani, Yala, Narathiwat, dan Satun, yang mayoritas penduduknya adalah keturunan Melayu dan berbatasan langsung dengan Malaysia.
Sejarah Islam di Thailand dimulai sejak abad ke-9 dan ke-10 ketika para pedagang Muslim dari Arab, Persia, dan India berdagang di sepanjang pesisir selatan Thailand.
Mereka membawa serta agama dan budaya Islam, yang kemudian menyebar melalui interaksi perdagangan, dakwah, dan pernikahan dengan penduduk lokal.
Pada abad ke-12 hingga ke-15, kerajaan-kerajaan Melayu yang sudah memeluk Islam, seperti Kesultanan Pattani, memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Thailand.
Raja dan bangsawan Melayu di Pattani menjadi Muslim, sehingga ajaran Islam pun mulai menyebar di kalangan masyarakat luas.
Kesultanan Pattani dan Perannya dalam Islam
![]() |
Islam dan Kesultanan Pattani Thailand. |
Kesultanan Pattani menjadi pusat penting Islam di wilayah selatan Thailand. Kesultanan ini memiliki pengaruh yang kuat, dan pada masanya, wilayah Pattani meliputi provinsi modern Pattani, Yala, Narathiwat, dan sebagian Kelantan di MalayIsla
Pattani menjalin hubungan erat dengan kerajaan-kerajaan Muslim lainnya seperti Kesultanan Malaka dan Aceh, yang memperkuat pengaruh Islam di kawasan tersebut.
Selain perdagangan, Islam di Thailand juga berkembang melalui dakwah para ulama dan mubaligh yang mengajarkan agama di masjid-masjid serta lembaga pendidikan Islam.
Proses perkawinan antara pedagang Muslim dan penduduk lokal turut membantu penyebaran Islam, di mana anak-anak dari perkawinan ini biasanya dibesarkan sebagai Muslim.
Konflik dan Thaifikasi: Dinamika Politik di Thailand Selatan
![]() |
Ilustrasi. |
Hubungan antara Kesultanan Pattani dan kerajaan Siam (Thailand) berlangsung dalam bentuk hubungan upeti, di mana Pattani mengakui kekuasaan Siam namun tetap mempertahankan otSelata
Namun, pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18, muncul beberapa pemberontakan di Pattani yang menentang upaya Siam untuk memperkuat kontrol.
Pada abad ke-19, sebagai respons terhadap pemberontakan, Raja Rama II dari Siam membagi wilayah Pattani menjadi tujuh wilayah kecil yang dikenal sebagai "Seven States of Patani" untuk melemahkan kekuatan politik Pattani.
Pada tahun 1909, perjanjian Anglo-Siam ditandatangani dengan Britania Raya.
Perjanjian ini memberikan kedaulatan penuh bagi Siam atas wilayah selatan Thailand, termasuk Pattani, sedangkan Britania menguasai Kelantan, Terengganu, Kedah, dan Perlis yang kemudian menjadi bagian dari Malaysia.
Perjanjian ini memperkuat kendali Thailand atas Pattani dan menetapkan wilayah tersebut sebagai bagian dari Kerajaan Thailand modern.
Ketegangan dan Upaya Penyelesaian Konflik
![]() |
Ilustrasi Islam Thailand. |
Ketegangan di Thailand Selatan berlanjut hingga abad ke-20 dengan penerapan kebijakan Thaifikasi oleh pemerintah Thailand, yang bertujuan untuk mengasimilasi masyarakat Melayu Muslim dengan budaya ThaKonfli
Kebijakan ini termasuk larangan penggunaan bahasa Melayu dan pengajaran Islam di sekolah-sekolah.
Aksi kekerasan oleh aparat juga menambah ketegangan, menimbulkan perasaan terpinggirkan di kalangan etnis Melayu Muslim.
Konflik di Thailand Selatan, yang dimulai sejak tahun 1960-an sebagai gerakan separatis, merupakan salah satu konflik bersenjata terlama di dunia.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah Thailand untuk mengatasi ketegangan ini, termasuk dialog dengan kelompok separatis dan peningkatan ekonomi di wilayah selatan.
Saat ini, pemerintah dan berbagai organisasi non-pemerintah turut berupaya meningkatkan pendidikan, infrastruktur, dan kesempatan kerja bagi masyarakat Muslim di Thailand Selatan.
Islam di Thailand Masa Kini
![]() |
Islam Thailand Masa Kini (Sumber : YouTube). |
Saat ini, meskipun minoritas, umat Islam di Thailand dapat menjalankan agama mereka dengan Pemerintah Thailand mengakui Islam sebagai salah satu agama resmi dan memberikan keleluasaan bagi umat Muslim untuk membangun masjid serta menjalankan hukum Islam dalam urusan pribadi seperti pernikahan dan warisan.
Posisi Mufti, yang dikenal sebagai Syaikhul Islam atau “kularas montri,” bertanggung jawab atas urusan keagamaan Islam dan diangkat oleh raja berdasarkan saran dari perdana menteri.
Pada Maret 2022, terdapat lebih dari 4.000 masjid di Thailand dan beberapa ratus sekolah Islam yang tersebar di seluruh negeri.
Demikianlah sekilas sejarah dan perkembangan Islam di Thailand, khususnya di Thailand Selatan.
Meskipun tantangan terus ada, keberadaan Islam tetap menjadi bagian penting dalam keragaman budaya dan sejarah Thailand.